Pertanian organik semakin berkembang
dengan sejalan dengan timbulnya kesadaran akan petingnya menjaga kelestarian
lingkungan dan kebutuhan bahan makanan yang relatif lebih sehat.dalam pertanian
organik yang tidak meggunakan bahan kimia buatan seperti pupuk kimia buatan dan
pestisida,biofertilizer atau pupuk hayati menjadi salah satu alternatif yang
dapat dipertimbangkan. Beberapa mikroba tanah seperti rhizobium,azaosprillium,
azotobacter mikoriza perombak sellulosa dan efektif mikroorgnisme dapat
dimanfaatkan sebagai biofertilizer pada pertanian organik.biofertilizer
tersebut fungsinya antara lain membantu penyediaan hara pada tanaman,
mempermudah penyediaan hara bagi tanaman membantu dekomposisi bahan organik,
meyediakan lingkungn rhizosfer sehingga pada akhirnya akan mendukung
pertumbuhan dan produksi peningkatan tanaman.
PERANAN BIOFERTILIZER
Pertanian organik dapat
didefinisikan sebagai sistem pengolahan produksi pertanian yang holistik yang
mendorong dan meningkatkan kesehatan agro-ekosistem termasuk biodiversitas,
siklus biologi dan aktifitas biologi tanah. Dalam sistem pertanian organik masukan
(input) dari luar (eksterna) akan dikurangi dengan cara tidak menggunakan pupuk
kimia buatan, pestisida dan bahan sintetis lainya. Dalam sistem pertanian
organik kekuatan hukum alam yang harmonis dan lestari akan dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian sekaligus meningkatkan
ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit.
PERKEMBANGAN BIOFERTILIZER
Perkembangan biofertilizer saat ini
di Dunia telah pesat. Berbagai negara seperti India, Thailand, Jepang, Cina,
Brazil, Taiwan dan Negara maju lainnya telah lama beralih dari pupuk kimia ke
arah pupuk biologi.
Pupuk biologi atau yang disebut juga
dengan Biofertilizer dinilai lebih bermanfaat baik ke tanaman maupun ke
lingkungan. Manfaat ke tanaman karena Biofertilizer mengandung sejumlah mikroba
yang mampu menyediakan nutrisi bagi kebutuhan tanaman, seperti Nitrogen,
fosfat, Kalium, dan Biohormon.
BEBERAPA BIOFERTILIZER DAN
MANFAATNYA
Dari segi fungsi metabolisme dan
manfaat bagi manusia,terutama pada bidang pertanian, mikroorganisme tanah dapat
dikelompokan menjadi mikroorganisme yang merugikan dan mikroorganisme yang
bermanfaat. Mikroorgnisme tanah yang menguntungkan ini dapat dikategorikan
sebagai biofertilizer (pupuk hayati).
Secara garis besar dapat fungi yang
menguntungkan dapat dibagi menjadi :
- penyediaan hara
- peningkatan ketersediaan hara
- pengontrol organisme pengganggu tanaman
- pengurai bahan organik dan pembentuk humus
- perombak persenyawaan agrokimia
TEKNIK PEMANFAATAN BIOFERTILIZER
Mikroorganisme hasil inokulasi dari
tanah pada kondisi laboratorium menggunakan media buatan. Setelah
mikroorganisme tersebut berhasil dibiakan, maka diperoleh galur yang
dikehendaki. karena tidak semua spesies dari suatu populasi bersifat efektif.
Selanjutnya galur yang efektif di isolasi, dan dilakukan pengujian di lapangan
apakah hasil inokulasi harus sesuai dengan kondisi lingkungan tertentu, harus
mampu menyesuaikan dengan fluktuasi kondisi lingkungan dan tidak kalah bersaing
atau dimangsa mikroorganisme asli.
Apabila mikroorganisme yang di
inokulasikan cukup efektif dalam meningkatkan hasi tanaman, maka tugas
selanjutnya mengembangkan metode untuk memperbanyak dengan skala besar. Pada
umumnya, mikroorganisme akan tumbuh dan berkembang melalui proses fermentasi.
Apabila populasi mikroorganisme mencapai ukuran tertentu, kemudian tahap
berikutnya adalah memanen dan mengemas untuk tujuan komersial. Tugas
selanjutnya adalah membuat formula cara kerja inokulan, termasuk cara
memanfaatkan inokulan di lapangan (disemprotkan ke tanah atau dicampur dengan
biji), termasuk memecahkan semua masalah yang mungkin dihadapi dalam
mempertahankan inokulan tetap efektif, terutama yang berhubungan dengan
pengiriman, kemasan, penyimpanan, dan pemanfaatan
Hasil penelitian biofertilizer
Pemanfaata pupuk asil biofertilizer
pada pertanian
PERKEMBANGAN BIOFERTILIZER
Perkembangan biofertilizer saat ini
di Dunia telah pesat. Berbagai negara seperti India, Thailand, Jepang, Cina,
Brazil, Taiwan dan Negara maju lainnya telah lama beralih dari pupuk kimia ke
arah pupuk biologi.
Pupuk biologi atau yang disebut juga
dengan Biofertilizer dinilai lebih bermanfaat baik ke tanaman maupun ke
lingkungan. Manfaat ke tanaman karena Biofertilizer mengandung sejumlah mikroba
yang mampu menyediakan nutrisi bagi kebutuhan tanaman, seperti Nitrogen,
fosfat, Kalium, dan Biohormon.
TEKNOLOGI PRODUKSI BIOFERTILIZER
Langkah pertama yang dilakuka alam
produksi biofertilizer ini adalah dengan mengidentifikasi mikroorgaisme yang
akan dijadikan biofertilizer (pupuk hayati). Selanjutnya mikroorganisme hasil
isolasi dari tanah dikembangbiakan pada laboratorium menggunakan meia buatan.
Setelah mikroorgaisme tersebut berhasil dibiakan, maka diperoleh galur ang
dikehendaki. Selajutnya galur efektif akan diisolasi dan dilakukan pengujian
lapangan apakah hasil inokulasi dapat meningkatkan pertumbuhan produksi
tanaman. Mikroorganisme yang diinkulasi harus sesuai dengan kondisi lingkungan
ternentu agar tidak kalah bersaing dengan mikroorganisme asli.
Apabila mikroorganisme yang
diinokulasikan cukup efektif dalam meningkatkan hasil produksi tanaman, maka
selanjutnya mengembangka metode daam skala jumlah besar. Pada umumnya
mikroorganisme akan berkembang melalui proses fermentasi. Apabila populasi
mikroorganisme mencapai ukuran tertentu, maka selanjutnya adalah memanen dan
mengemas hasil produksi.
Pupuk biofertilizer produksi cina
Produk biofertilizer mendapatkan
penghargaan
RHIZOBIUM
Bakteri rhizobium adalah salah satu
bakteri yang berkemampuan sebagai bakteri penyedia hara bagi tanaman. Bila
bersimbiosis dengan tanaman legum, bakteri ini akan menginfeksi tanaman akar
dan membentuk bintil akar di dalamnya. Perana rhizobium terhadap pertumbuhan
tanaman khususnya berkaitan dengan ketersediaan nitrogen bagi tanaman inangnya.
AZOSPIRILLIUM DAN AZOTOBACTER
Azosprillium mempunyai potensi cukup
besar untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati. Bakteri inibayak dijupai
brasosiasi dengan tanaman jenis rerumputan termasuk jenis serelia, tanaman
jagung dan gandum. Sampai saat ini ada tiga spesies yang telah ditemukan dan
mempunyai kemampuan dalam menghambat nitrogen, yaitu azosprillium
brasilense, A. Lipoferum, A. Amazonese.
MIKORIZA
Asosiasi simbiotik antara jamur dan
sistim perakaran tanaman tinggi diistilahkan dengan mikoriza. Dalam fenomena
ini jamur menginfeksi dan mengkoloni akar tanpa menimbulan nekrosis sebagaimana
biasa terjadi pada infeksi jamur patogen, dan mendapat pasokan nutrisi secara
teratur dari tanaman.
MIKROORGANISME EFEKTIF
Mikroorganisme efektif (EM)
merupakan kultur campuran beberapa jenis mikroorganisme yang bermanfaat
(bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, dan jamur peragian) yang
dapatdimanfaatkan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragamanmikroba tanah.
Pemanfaatan EM dapat memperbaiki kualitas tanah dan selanjutna memperbaiki da meningkatkan
produksi tanaman.
Pengaruh Mikroorganisme Efektif yag
menguntungkan adalah sebagai berikut:
- Memperbaiki lingkungan fisik, kimia dan bilogi tanah serta menekan hama pertumbuhan penyakit
- Memperbaiki perkecambahan, pembungaan, pembentukan buah dan pematangan hasil
- Meningkatkan kapasitas fotositetis tanaman.
- meningkatkan bahan organik sebagai sumber pupuk
KEUNTUNGAN PEMANFAATAN BIOFERTILIZER
- Pemakaian pupuk anorganik (Urea, TSP, KCl, dll) dapat ditinggalkan
- Dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan jalan memperbaiki struktur tanah dan mengoptimalkan mikroba yang bekerja dalam tanah
- Meningkatkan hasil panen
- ketersediaan hara makro dan mikro terpenuhi dan aktifitas mikroorganisme tanah untuk membantu kesuburan tanah juga terjaga.
TABEL MEKANISME BIOFERTILIZER
HASIL PANEN DENGAN MENGGUNAKAN
BIOFERTILIZER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar